Efektivitas Masker Kain Sebagai Alternatif Untuk Menekan Pencemaran Lingkungan Pada Masa Pandemi Covid-19

0
Siti Azra Fahrihat
Ilustrasi Efektivitas Masker Kain Sebagai Alternatif Untuk Menekan Pencemaran Lingkungan Pada Masa Pandemi Covid-19. (Foto: Ilustrasi Penulis)

PENULIS ADALAH SITI AZRA FAHRIHAT, MAHASISWI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA ANGKATAN 2019

BBO, CJ – Sejak akhir tahun 2019 hingga saat ini dunia tengah dihadapkan pada kondisi darurat yang dapat mengancam kesehatan masyarakat internasional karena kemunculan coronavirus-19 (Covid-19). Setiap harinya di seluruh dunia tak terkecuali Indonesia, terjadi peningkatan angka pasien terjangkit virus corona ini. Berdasarkan data dari JHU CSSE COVID-19 jumlah kasus Covid-19 diseluruh dunia dari akhir tahun 2019 hingga Maret 2021 telah mencapai lebih dari 100 juta kasus, dan berdasarkan data dari Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, kasus covid-19 di Indonesia hingga Maret 2021 telah mencapai lebih dari 1 juta kasus.

Kemunculan coronavirus-19­ ini membuat beberapa perubahan aktivitas dan kebiasaan sehari-hari di masyarakat seluruh dunia. Pada awal kemunculannya, sebagian besar negara menerapkan peraturan lockdown, yang menyebabkan kantor, lembaga pendidikan, pelayanan masyarakat, dan organisasi lainnya harus ditutup sementara untuk menekan penyebaran virus corona ini. Selain menyebabkan perubahan pada segi kehidupan masyarakat, pandemic covid-19 juga telah memberi pengaruh pada hal lain, salah satunya ialah lingkungan. Pandemi ini mempengaruhi lingkungan baik secara positif maupun negative.

Kondisi Bumi sebelum pandemic memang sudah pada tahap yang cukup mengkhawatirkan, sebab menurut World Meteorlogical Organization (WMO) pada akhir 2019 lalu bumi sudah berada di kondisi terpanasnya yang kemungkinan disebabkan oleh tingginya gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Pada tahun 2017, konsentrasi CO­2 di atmosfer telah mencapai angka 405,6 ppm. Namun, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara (CREA) menyatakan bahwa saat kemunculan pandemic ini, dan di berlakukkannya pembatasan aktivitas masyarakat, terjadi penurunan emisi CO2 di dunia sebesar 17%. Penurunan emisi gas rumah kaca ini menyebabkan terjadinya peningkatan kualitas udara dan air karena berkurangnya aktivitas industri dan penggunaan kendaraan. Selain penurunan emisi gas rumah kaca, pembatasan aktivitas selama pandemic juga menyebabkan penurunan limbah yang dihasilkan dari kegiatan sekolah, karena sebagian besar sembaga pendidikan di seluruh dunia ditutup sementara, dan kegiatan belajar dialihkan menjadi pembelajaran online.

Meskipun pandemic ini memberi beberapa pengaruh positif terhadap lingkungan, namun perubahan ini diperkirakan hanya akan terjadi sementara. Sebab, perlahan-lahan aktivitas masyarakat akan mulai kembali seperti biasanya. Di sisi lain, pandemic ini juga menyebabkan beban lingkungan diantaranya yaitu peningkatan limbah medis akibat penggunaan alat pelindung diri (APD). Namun, pemakaian APD dalam sekala besar ini tidak diimbangi dengan pengetahuan pengelolaan limbah medis pada masyarakat awam, sehingga dapat membuat infeksi mikroorganisme semakin meningkat dan juga terjadinya pembuangan limbah medis seperti masker dan sarung tangan secara sembarangan, yang dapat menyebabkan peningkatan pencemaran di air maupun di darat.

Pada awal pandemic, ketika seluruh masyarakat dunia digemparkan dan dilanda kepanikan. Masyarakat Indonesia saat itu langsung berbondong-bondong membeli masker medis yang menyebabkan kelangkaan. Sehingga, munculah sebuah alternatif yaitu masker kain yang reuseable sebagai pengganti masker medis sekali pakai. Pemerintah Indonesia pun mulai menyarankan masyarakat umum untuk beralih kepada masker kain, dan masker medis hanya diperuntukkan untuk para tenaga kesehatan yang berjuang digaris depan untuk melawan pandemic ini. Namun, masyarakat sebenarnya bertanya-tanya apakah penggunaan masker kain ini efektif dalam pencegahan infeksi virus corona?

Karena keraguan inilah, pada akhirnya sebagian besar masyarakat tetap memilih menggunakan masker medis dibanding masker kain yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan. Padahal masker medis biasanya terbuat dari bahan polypropylene yang termasuk jenis non-woven atau bukan tenunan. Meskipun masker sekali pakai ini lebih efektif pada masa pandemic ini, tetapi bahan polypropylene termasuk kedalam polimer plastic yang dapat menjadi sumber potensi pencemaran mikroplastik yang sulit terurai dan juga dapat melepaskan dioksin dan element beracun ke lingkungan. Sehingga dapat dikatakan masker medis sekali pakai ini tidak ramah lingkungan.

Penggunaan masker kain sebagai alternatif dari masker medis pada masa pandemic Covid-19 sampai saat ini masih diperdepatkan, karena memang pada umumnya efektivitas filtrasi pada masker kain lebih rendah dibandingkan dengan masker medis. Terdapat sebuah penelitian yang membandingkan masker medis sekali pakai dan beberapa jenis masker kain yang dapat dicuci yang memiliki bahan, struktur kain dan densitas yang berbeda-beda. Masker kain memiliki ketebalan dan permeabilitas uap air yang lebih tinggi dibandingkan masker bedah, sehingga lebih nyaman digunakan. Namun, masker kain memiliki kemungkinan kebocoran dan kelonggaran yang lebih tinggi karena biasanya masker kain tidak didukung dengan kawat seperti pada masker medis. Selain itu, kerapatan bahan masker kain lebih rendah dibandingkan degan masker bedah. Sehingga, memang dapat dikatakan efektivitas filtrasi masker kain lebih rendah dari pada masker medis, namun masker kain lebih nyaman ketika digunakan, karena dapat bernapas lebih mudah.

Namun, masker kain memiliki peluang untuk memberikan perlindungan yang signifikan apabila bahan yang digunakan memiliki struktur yang lebih rapat, diproduksi dengan baik, dan menambahkan layer. Selain itu bisa juga menggunakan bahan kain tahan air dengan jumlah serat benang yang banyak dan lebih halus, sehingga masker kain dapat memberikan perlindungan yang lebih baik.

Meskipun masker kain memiliki keefektivan dalam perlindungan yang lebih rendah dibandingkan dengan masker medis, namun masker kain memiliki beberapa kelebihan yaitu, lebih ekonomis, nyaman digunakan karena memiliki permeabilitaas uap air yang lebih tinggi, sehingga kita lebih mudah bernapas, dan juga ramah lingkungan karena dapat dicuci dan reusable. Jadi, masker kain sangat tepat dijadikan sebagai alternatif untuk mengganti pemakaian masker medis yang tidak ramah lingkungan. Sebab pada dasarnya keefektivan penggunaan masker itu tergantung dari cara pemakaiannya. Jika masker tidak digunakan secara benar, sesuai dengan panduan kementrian kesehatan maka kemungkinan untuk terinfeksi juga besar.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita mulai beralih kepada masker kain tetapi tetap selektif dalam memilih bahannya dan juga tetap mengikut cara pemakaian yang baik dan benar. Dengan kita beralih menggunakan masker kain, kita juga dapat menekan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah medis seperti masker. Hal ini, akan sangat bermanfaat bagi kondisi lingkungan kita kedepannya, sebab jika lingkungan kita terjaga dengan baik kehidupan kita kedepannya juga akan baik, sebaliknya jika kita membiarkan dan menyebabkan peningkatan pencemaran lingkungan kita akan mendapat akibat dari perbuatan kita di masa depan, salah satunya bencan banjir yang semakin parah.

DAFTAR PUSTAKA

Aragaw, T. A. 2020. Surgical Face Masks as a Potential Source for Microplastic Pollution in The COVID-19 Scenario. Marine Pollution Bulettin, 111517. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2020.111517

Lee, Ka-Po, et al. 2020. Reusable Face Masks as Alternative for Disposable Medical Masks: Factors that Affect Their Wear-Comfort. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(18), 6623. https://doi.org/10.3390/ijerph17186623

Putri, Santy Irene. 2020. Studi Literatur: Efektivitas Penggunaan Masker Kain Dalam Pencegahan Transmisi COVID-19. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(khusus): 9-17

Rume, T., S. M. Didar-Ul Islam. 2020. Environmental Effects of COVID-19 Pandemic and Potential Strategies of Sustainability. Heliyon. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04965

Suryani, Anih Sri. 2020. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Lingkungan Global. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 12(13): 13-15

Tinggalkan komentar