Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Lingkungan

0
Siti jamilah
Ilustrasi Dampak Covid-19 terhadap Lingkungan. (Foto: Ilustrasi Penulis)

PENULIS ADALAH Siti Jamilah, MAHASISWI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA ANGKATAN 2019

BBO, CJ – Satu tahun sudah dunia dilanda pandemi Covid-19. Berawal dari kota Wuhan di China, virus tersebut ditemukan. Virus ini menyerang pertahanan tubuh manusia dengan sangat mudah. Gejala yang ditimbulkan pun mirip dengan penyakit flu. Sehingga terkadang orang salah menduga, apakah itu gejala Covid-19 ataukah flu biasa. Penyebaran virus Covid-19 setiap harinya terus bertambah, tentunya dengan tingginya penyebaran ini segala upaya telah dilakukan. Seperti penerapan protokol kesehatan, social distancing, PSBB, lockdown, bahkan vaksinasi kepada setiap orang. Harapannya tentu agar pandemi ini segera berakhir.

Terjadinya pandemi Covid-19 telah merubah kebiasaan kehidupan sehari-hari setiap orang. Sehingga akhirnya perubahan tersebut memberikan dampak terhadap beberapa bidang, seperti bidang pendidikan, sosial, pariwisata, dan juga ekonomi. Selain itu, pandemi yang telah berhasil menyebabkan gangguan terhadap bidang tersebut secara langsung maupun tidak langsung juga mempengaruhi dan memberikan dampak terhadap lingkungan, baik itu dampak negatif ataupun dampak positif.

Sejak adanya virus Covid-19, terjadi peningkatan limbah biomedis akibat banyaknya alat dan bahan yang digunakan untuk merawat pasien dan pengambilan sampel pasien yang diduga terkena Covid-19. Limbah infeksius dan biomedis paling banyak dihasilkan oleh rumah sakit. Limbah dari rumah sakit seperti jarum suntik, alat suntik, masker, APD, sarung tangan, serta obat-obatan yang dibuang, haruslah dikelola dengan baik agar pencemaran lingkungan dan infeksi yang ditimbulkan berkurang. Pembuangan limbah biomedis secara sembarangan juga menjadi perhatian untuk kelestarian lingkungan. Hal ini akan menyumbat saluran air dan mengakibatkan pencemaran lingkungan. APD yang berbahan dasar plastik, masker dan sarung tangan yang biasanya dibuang ditempat terbuka dan bercampur dengan limbah rumah tangga dapat meningkatkan resiko penularan virus kepada pengelola limbah.

Dampak negatif dari pandemi Covid-19 tidak hanya sampai disitu saja, peningkatan limbah baik itu organik dan anorganik memberikan dampak yang buruk kepada lingkungan sekitar. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, banyak orang yang memanfaatkan platform e-commerce untuk berbelanja. Hal ini menyebabkan meningkatnya limbah rumah tangga dari bahan pengemasan paket yang dikirim. Dalam hal ini, daur ulang menjadi salah satu solusi untuk mengurangi limbah tersebut. Namun pada masa pandemi proses daur ulang tampaknya tidak berjalan dengan baik. Hal ini karena rentannya pengelola limbah tertular penyakit dan virus. Untuk membasmi virus Covid-19 yang sudah beredar di masyarakat, dibutuhkan pemberian disinfektan di berbagai daerah seperti jalan raya, pemukiman, dan juga area umum lainnya. Akan tetapi pemberian disinfektan yang ekstensif ini selain membunuh virus, juga dapat mengganggu manfaat dari spesies lain sehingga akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan ekologi.

Masa pandemi Covid-19 ternyata tidak memberikan dampak negatif saja, terdapat pula dampak positif dari terjadinya penyebaran virus ini. Perilaku kehidupan sehari-hari yang berubah dari biasanya, dapat mempengaruhi keadaan lingkungan di sekitar kita. Segala aktivitas yang biasa kita lakukan diluar sekarang harus dilakukan didalam rumah. Pengurangan penggunaan transportasi akibat work from home dapat menyebabkan pengurangan polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Biasanya, NO2 diemulsikan dari pembakaran bahan bakar fosil dan 80% berasal dari knalpot kendaraan bermotor. NO2 dapat menyebabkan hujan asam apabila berinteraksi dengan O­2, H2O dan juga bahan kimia lainnya di udara. Hujan asam dapat merusak ekosistem sensitif seperti danau dan hutan. Menghirup udara dengan NO2 berkonsentrasi tinggi juga dapat menyebabkan beberapa penyakit pernafasan yang diderita oleh manusia (USEPA, 2016).

Sejak terjadinya pandemi Covid-19 dan diberlakukannya lockdown, terdapat penurunan NO2 di udara sehingga mengurangi polusi udara di lingkungan. Selain penurunan penggunaan kendaraan pribadi, penerbangan pesawat pun menurun. Banyak Negara melarang turis untuk keluar dan masuk daerah tersebut. Sehingga jadwal penerbangan pesawat pun berkurang akibat pembatasan penumpang. Penyusutan ini mempengaruhi jumlah penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas rumah kaca.  Akibatnya, udara menjadi lebih bersih dan bebas dari polusi.

Dampak positif lainnya dari pandemi Covid-19 juga menyebabkan kualitas air membaik serta pengurangan polusi air. Penerapan lockdown dapat membuat degradasi pengunjung wisata air di alam seperti pantai, sungai, air terjun dan juga wisata air di alam lainnya. Biasanya banyak pengunjung sering kali membuang sampah pada pesisir pantai, sampah tersebut akan terbawa oleh ombak ke laut sehingga nantinya akan terjadi pencemaran air laut. Hal ini sangatlah membahayakan ekosistem laut. Namun dengan berkurangnya pengunjung ke tempat wisata air tersebut, limbah yang dibuang ke air akan menurun. Selain dari faktor tersebut, emisi dan pencemaran air yang ditimbulkan oleh pergerakan kapal dagang ekspor-impor juga berkurang akibat adanya pandemi Covid-19.

Pengurangan polusi suara juga merupakan dampak positif dari pandemi Covid-19 terhadap lingkungan. Adanya pembatasan penggunaan kendaraan bermotor, kereta dan penerbangan pesawat mengakibatkan penurunan kebisingan suara yang dihasilkan. Suara yang terlalu bising memang tidak baik untuk kesehatan kita. Kebisingan tersebut dapat mengakibatkan gangguan pendengaran pada manusia. Polusi suara juga akan berdampak terhadap berbagai satwa liar di alam dan akan menggangu keseimbangan ekosistem.

Dari beberapa dampak pandemi Covid-19 terhadap lingkungan yang sudah disampaikan diatas, maka perlu adanya strategi untuk menjaga dan mengelola lingkungan kita secara berkelanjutan. Strategi tersebut yaitu antara lain dengan menerapkan industrialisasi berkelanjutan dengan menggunakan teknologi dan bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, daur ulang limbah, pengelolaan air limbah dengan benar, memperkuat praktik ekowisata dan merubah pola hidup sehari-hari dengan menggunakan listrik secukupnya, membuat pupuk kompos dari sisa makanan, dan meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor untuk menempuh jarak yang dekat dan menggantinya dengan menggunakan sepeda.

Dengan menerapkan strategi diatas diharapkan lingkungan sekitar kita akan terus terjaga. Walaupun pandemi melanda dunia dan mempengaruhi lingkungan, kita harus terus berupaya untuk melindungi lingkungan kita dari berbagai pencemaran lingkungan dan gangguan-gangguan lainnya. Karena lingkungan yang baik akan memberikan dampak positif kepada kita.

 

Referensi :

NASA/Goddard Space Flight Center. 2020. Environmental impacts of the COVID-19 pandemic, as observed from space. ScienceDaily. www.sciencedaily.com/ releases/2020/12/201208162957.htm. Diakses pada tanggal 13 Maret 2021.

Rume, T., & Islam, S.D. 2020. Environmental effects of COVID-19 pandemic and potential strategies of sustainability. Heliyon, 6 (9).

USEPA. 2016. Nitrogen Dioxide (NO) Pollution. https://www.epa.gov/no2-pollution/basic-information-about-no2. Diakses pada tanggal 13 Maret 2021.

Tinggalkan komentar