Dampak Terjadinya Pandemi Covid-19 Terhadap Lingkungan

0
Dedeh Khusaemah
Ilustrasi Dampak Terjadinya Pandemi Covid-19 Terhadap Lingkungan. (Foto: Ilustrasi Penulis)

PENULIS ADALAH DEDEH KHUSAEMAH, MAHASISWI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA ANGKATAN 2019

BBO, CJ – Virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada akhir tahun 2019 tepatnya pada awal bulan Desember. Virus corona ini terus menyebar hingga ke beberapa negara di seluruh dunia. Kemudian Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan nama resmi untuk virus corona yaitu covid-19 yang merupakan kependekan dari corona virus disease. Karena semakin merebaknya covid-19 ini, WHO menetapkan bahwa covid-1 sebagai pandemi global sejak setahun yang lalu tepatnya pada tanggal 11 Maret 2020.

Covid-19 terus menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan cepat, dan menelan banyak korban jiwa. Oleh sebab itu, dibeberapa negara menerapkan kebijakan lockdown demi menekan penyebaran pandemi covid-19. Dengan adanya kebijakan lockdown ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat. Salah satu dampak tersebut yaitu, sekolah dilakukan secara daring, masyarakat dilarang berpergian serta tidak boleh beraktivitas di area publik, hingga berdampak bagi perekonomian masyarakat.

Selain dampak-dampak tersebut, ternyata pandemi covid-19 juga berdampak terhadap lingkungan. Terdapat dampak positif dan negatif pandemi covid-19 bagi lingkungan. Dampak positif tersebut yaitu pertama, mengurangi polusi udara dan emisi GRK. Akibat pandemi ini, industri, transportasi dan perusahaan ditutup sehingga emisi gas rumah kaca (GRK) menurun. Henriques menyatakan bahwa “dibandingkan dengan tahun lalu, tingkat polusi udara di New York telah berkurang European Environmental Agency (EEA) memperkirakan bahwa dengan adanya kebijakan lockdown pandemi covid-19, emisi NO2 menurun sekitar 30-60% di banyak kota Eropa termasuk Barcelona, Madrid, Milan, Roma dan Paris. Di Indonesia sendiri khususnya Jakarta, akibat dari adanya pandemi ini tingkat polusi di Jakarta menurun. Namun hal itu tidak berlangsung lama, hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan lockdown tidak serta merta dapat menurunkan polusi di Indonesia. Masih terdapat sumber emisi lain yang tidak berasal dari asap transportasi dan aktivitas masyarakat.

Kedua, mengurangi pencemaran air. Selama periode lockdown, pencemaran air yang terjadi berkurang akibat dari sumber pencemaran utama seperti industri-industri yang menurun atau berhenti beroperasi. Menurut Singhal dan Matto menyatakan bahwa “sungai Gangga dan Yamuna telah mencapai tingkat kemurnian yang signifikan karena tidak adanya polusi industry selama periode lockdown di India”. Selain itu, Clifford melaporkan bahwa Grand Canal of Italy menjadi bersih serta muncul kembali banyak spesies air. Pencemaran air juga berkurang di wilayah pantai Bangladesh, Malaysia, Thailand, Maladewa, dan juga Indonesia.

Ketiga, mengurangi polusi suara. Sejak berlakunya kebijakan lockdown serta dilarangnya beraktivitas di area publik, polusi suara yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat sehari-hari (misalnya mesin, kendaraan, dan pekerja konstruksi) mengalami penurunan. Misalnya saja, tingkat kebisingan di Delhi berkurang drastis sekitar 40-50% selama periode lockdown. Menurut Central Pollution Control Board (CPCB) India, tingkat kebisingan di daerah pemukiman Delhi berkurang masing-masing 55 dB (siang hari) dan 45 dB (malam hari) menjadi 40 dB (siang hari) dan 30 db (malam hari).

Selain memiliki dampak positif, tentunya pandemi covid-19 juga memiliki dampak negative bagi lingkungan, seperti peningkatan limbah medis, penggunaan dan pembuangan disinfektan yang sembarangan, masker, serta sarung tangan dan beban limbah yang tidak diolah terus menerus akan membahayakan lingkungan. Saadat, et al  melaporkan di Wuhan, China menghasilkan lebih dari 240 ton limbah medis setiap harinya selama masa pandemik yang hampir 190 juta ton lebih tinggi dari masa sebelum pandemi. Di kota-kota lain seperti Manila, Kuala Lumpur, Hanoi, dan Bangkok mengalami peningkatan limbah yang serupa, menghasilkan 154-280 juta ton lebih banyak limbah medis per hari dibandingkan sebelum pandemi. Oleh sebab itu, limbah medis yang dihasilkan dari rumah sakit (seperti jarum suntik, perban, masker, sarung tangan, obat-obatan yang dibuang, APD dll) harus dikelola dengan baik, untuk mengurangi infeksi lebih lanjut dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Pandemi Covid-19 juga membawa dampak buruk terhadap hutan. Organisasi lingkungan melaporkan bahwa deforestasi di tengah lockdown mengalami peningkatan, seiring dengan meningkatnya perburuan dan penyelundupan binatang liar hingga pertambangan liar di seluruh dunia. Seperti yang terjadi di Hutan Amazon Brazil, serta beberapa hutan tropis di Kolombia, Kenya, dan Kamboja. Menurut National Space Research Institute Brazil, area deforestasi yang hancur di Amazon pada April 2020 64% lebih tinggi daripada April 2019. Hal ini disebabkan karena adanya kelompok kriminal dan oportunis yang mengambil keuntungan dari karantina wilayah dan menurunnya pengawasan hutan. Selain itu, orang yang tinggal di pedesaan mengalami peningkatan tekanan ekonomi dan dipaksa untuk bergantung pada alam.

Penurunan emisi, polusi udara dan polusi suara selama masa pandemi covid-19 hanya dampak yang terjadi secara sementara yang belum tentu menjadi perubahan lingkungan global jangka panjang. Polusi udara, emisi, serta polusi suara dapat saja meningkat kembali setelah masa pandemi ini berakhir, jika tidak dibarengi dengan peranan masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitarnya, misalnya dalam mengurangi sampah plastik dan mengurangi emisi dengan beralih ke alat transportasi umum.

Referensi

Asian Development Bank (ADB), 2020. Managing infectious medical waste during the COVID-19 pandemic. https://www.adb.org/publications/managing-medical-waste- covid19.

Clifford, C., 2020. The water in Venice, Italy’s canals is running clear amid the COVID-19 lockdown. https://www.cnbc.com/2020/03/18/photos-water-in-venice-italys-canals-clear- amid-covid-19-lockdown.html.

CPCB, 2020. Daily River Water Quality Monitoring Data. Central Pollution Control Board, Ministry of Environment, Forest and Climate Change, Government of India.

Henriques, M., 2020. Will Covid-19 have a lasting impact on the environment? BBC news, 27 March 2020. https://www.bbc.com/future/article/20200326-covid-19-the-impac t-of-coronavirus-on-the-environment.

Rume, Tanjena., Didar-Ul Islam. 2020. Environmental Effects Of Covid-19 And Potential Strategies Of Sustainability. www.cell.com/heliyon

Saadat, S., Rawtani, D., Mustansar, C., 2020. Hussain environmental perspective of COVID-19. Sci. Total Environ. 728, 138870.

Singhal, S., Matto, M., 2020. COVID-19 lockdown: a ventilator for rivers. DownToEarth.In:

Somani, M., Srivastava, A.N., Gummadivalli, S.K., Sharma, A., 2020. Indirect implications of COVID-19 towards sustainable environment: an investigation in Indian context. Biores. Technol. Rep. 11, 100491.

Suryani, Anih Sri. 2020. Dampak pandemic Covid-19 Terhadap Lingkungan Global.

Berkas.dpr.go.id > info_singkat , diakses pada 13 Maret 2021

USEPA, 2016. Nitrogen Dioxide (NO2) Pollution. https://www.epa.gov/no2-pollution/basic- information-about-no2. Van-Doremalen, N., Bushmaker, T., Morris, D.H., Holbrook, M.G., Gamble, A.,Williamson, B.N., Lloyd-Smith, J.O., 2020. Aerosol and surface stability of SARSCoV-2 as compared with SARS-CoV-1. N. Engl. J. Med. 382 (16), 1564–156

Tinggalkan komentar